Senin, 06 Oktober 2014

Distribusi penyakit menurut orang, tempat, dan waktu



Distribusi penyakit menurut orang, tempat, dan waktu.

1.orang
Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan suatu masalah kesehatan tertentu  ternyata banyak diderita oleh kelompok umur tertentu saja , oleh jenis kelamin tertentu saja atau oleh suku bangsa tertentu saja.
Dengan diketahui disribusi menurut cirri manusia ini, disatu pihak akan diketahui besarnya masalah kesehatan yang dihadapi, dan dipihak lain keterangan yang diperoleh akan dapat dimamfaatkan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang dimaksud.
Dalam epidemiologi, cirri-ciri manusia yang mempengaruhi penyebaran (distribusi masalah kesehatan dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu: menurut umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, pendidikan dan keadaan social ekonomi.

2.Tempat
Mengenai tempat terjadinya distribusi masalah kesehatan tertentu yang banyak ditemukan pada suatu daerah tertentu saja, tetapi amat sedikit didaerah lain. Distribusi seperti ini dikatakan menurut tempat terjadinya penyebaran penyakit tertentu. Dengan membanding cirri khas dari suatu daerah , akan dapat diketahui penyebab tersebut, yang peranannya amat besar dalam membantu mencarikan jalan keluar penanggulangan masalah kesehatan yang dimaksud. Ditinjau dari sudut epidemiologi , distribusi masalah kesehatan menurut tempat dapat dibedakan : Penyebaran satu wilayah, penyebaran beberapa wilayah, Penyebaran seluruh Negara, Penyebaran beberapa Negara dan penyebaran banyak Negara.

3.Waktu.
Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dapat ditemukan peningkatan frekuensinya pada waktu tertentu , misalnya masalah kesehatan yang banyak ditemukan pada musim –musim tertentu. Pengetahuan mengenai distribusi masalah kesehatan menurut waktu dapat dimamfaatkan untuk penanggulangan masalah kesehatan tersebut sebelum tiba waktunya. Penyebaran menurut waktu dalam epidemiologi dapat dibedakan atas beberapa macam yakni penyebaran satu saat, penyebaran satu kurun waktu, penyebaran siklis, dan penyebaran sekular
DISTRIBUSI  MENURUT ORANG
   1.UMUR
   Merupakan variabel yang penting dalam mempelajari suatu distribusi masalah kesehatan karena:
a.             Ada kaitannya dengan daya tahan tubuh.
b.            Adakaitannya dengan ancaman terhadap kesehatan.
c.             Adakaitannya dengan kebiasaan hidup (perilaku).
Ada beberapa hal tentang umur:
·                     Umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama.
·                     Penyebaran keadaan umur dalam masyarakat mudah dilihat dengan kurva penduduk atau piramida penduduk.
·                     Umur mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risk, serta sifat resistensi tertentu.
·                     Umur mempunyai hubungan erat dengan berbagai sifat orang lainnya, dan juga karakteristik tempat dan waktu.
·        Adanya perbedaan yang dimungkinkan pada nilai rate dari prevalensi, insidensi dan mortalitas/kematian menurut umur.

2.JENIS KELAMIN

    Juga mempengaruhi disrtibusi suatu masalah kesehatan, ada masalah kesehatan yang banyak ditemukan pada wanita saja, dan ada pula masalah kesehatn yang hanya ditemukan pada pria saja.
·                     Karakteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan memegang peranan tersendiri.
·                     Rasio jenis kelamin harus selalu diperhitungkan pada peristiwa penyakit tertentu.
·                     Berbagai penyakit tertentu ternyata sangat erat hubungannya dengan jenis kelamin, misalnya yang ada kaitannya dengan alat reproduksi.
·                     Bila dijumpai perbedaan sifat penyakit nenurut jenis kelamin, tidak insidensi maupun kematiannya, harus dipikirkan apa karena factor genetic ataukah factor kebiasaan hidup saja.
·                     Harus diperhitungkan pula adanya perbedaan ekspresi penyakit-penyakit oleh perbedaan jenis kelamin, serta penggunaan fasilitas kesehatan yang mungkin berbeda.

3.KELOMPOK ETNIK
            Kelompok etnik meliputi kelompok homogen berdasarkan kebiasaan hidup maupun homogenitas biologis/genetic. Perbandingan sifat karakteristik meliputi keadaan frekuensi penyakit/kematian pada etnik tertentu serta pengalaman terhadap penyakit tertentu. Dalam hal ini pengaruh lingkungan harus diperhatikan dengan saksama.
Kelompok etnik dapat dibagi 2 yaitu:
a. Ras.
b. Suku.

4.AGAMA
            Agama  yang merupakan karakteristik orang yang mungkin dapat memberikan keterangan tentang pengalaman dan keadaan penyakit dimasyarakat.
a. Perbedaan makanan yang terlarang
b. Perbedaan kewajiban ritual.
c. Kemungkinan adanya isolasi social untuk agama minoritas yang mempengaruhi penyakit tertentu.

5.PEKERJAAN
            Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan khusus dan derajat keterpaparan tersebut serta besarnya risk menurut sifat pekerjaan. Juga akan berpengaruh pada lingkungan kerja dan sifat sosio ekonomi karyawan pada pekerjaan tertentu.
Hubungan antara pekerjaan dengan distribusi masalah kesehatan pada dasarnya yang terjadi disebabkan oleh tiga hal pokok yaitu:
·                     Adanya resiko pekerjaan
·                     Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan
·                     Adanya perbedaan status social ekonomi dalam memilih pekerjaan.

6.STATUS PERKAWINAN
a.       Dalam hal status perkawinan, peranannya baik terhadap derajat keterpaparan dan besarnya risk, maupun pada derajat kerentanan.
b.      Perbedaan lingkungan hidup dan kebiasaan hidup yang berhubungan dengan status perkawinan.
c.       Status fertilitas dan yang berhubungan dengan reproduksi.
   Ditinjau dari sudut epidemiologi status perkawinan juga mempengaruhi distribusi masalah kesehatan. Prilaku antara yang menikah dengan yang tidak menikah ada perbedaan secara umum dapat dibedakan:
·         Terhadap pola penyakit
Pola penyakit yang ditemukan pada mereka yang belum menikah berbeda pada mereka yang sudah menikah.
·         Terhadap resiko terkena penyakit
·         Terhadap penatalaksanaan penanggulangan penyakit

7.STATUS SOSIAL EKONOMI
    Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan beberapa masalah kesehatan tertentu seperti misalnya penyakit infeksi dan kelainan gizi, lebih banyak diderita oleh masyarakat dengan status ekonomi rendah dan sebaliknya beberapa penyakit misalnya penyakit kardiovaskuler lebih banyak diderita oleh masyarakat dengan status ekonomi tinggi. Ada beberapa hal mengenai status sosial  ekonomi:
·         Berbagai variabel sangat erat hubungannya dengan status sosio ekonomi sehingga merupakan karakteristik.
·         Status sosio ekonomi erat hubungannya dengan pekerjaan/jenis kelamin, pendapatan keluarga, daerah tempat tinggal, kebiasaan hidup dan sebagainya.
·         Status ekonomi berhubungan erat pula dengan factor psikologis dalam masyarakat.
Penyebaran masalah kesehatan yang berbeda ini,pada umum nya :
·         Karena terdapatnya perbedaan kemampuan ekonomis dalam mencegah atau mengobati penyakit.
·         Karena adanya perbedaan sikap hidup dan perilaku yang dimiliki.
  
   DISTRIBUSI MENURUT TEMPAT
 
            Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat terjadi karena dari keterangan tersebut amat penting, dari keterangan yang diperoleh akandapat diketahui beberapa hal penting yaitu:
·                                             Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan disuatu daerah.
·                                             Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan disuatu daerah
·                                             Keterangan tentang factor penyebab timbulnya masalah kesehatan disuatu daerah.
Keadaan-keadaan khusus yang adakaitannya dengan tempa:
a.             Keadaan geografis.
b.            Keadaan Penduduk.
c.             Keadaan Pelayanan Kesehatan
Penyebaran menurut tempat dapat dibedakan atas 5 yaitu;
·                                             Penyebaran satu wilayah
·                                             Penyebaran beberapa wilayah
·                                             Penyebaran satu Negara
·                                             Penyebaran beberapa Negara
·                                             Penyebaran banyak Negara.

·     
     DISTRIBUSI MENURUT WAKTU

     Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu ada beberapa hal yang perlu  diperhatikan:

1.                  Kecepatan perjalanan penyakit Apabila suatu penyakit dalam waktu singkat menyebar dengan pesat , ini berarti perjalanan penyakit tersebut berlansung dengan cepat
2.                  Lama terjangkitnya suatu penyakit
Dapat diketahui yakni dengan memmamfaatkan keterangan tentang waktu terjangkitnya penyakit  dan keterangan tentang lenyapnya penyakit.

Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dipengaruhi oleh beberapa hal:


·      Sifat penyakit yang ditemukan

Secara umum penyakit infeksi lebih cepat menyebar dari pada penyakit non infeksi. Sifat bibit penyakit dapat dibedakan atas patogenesiti, virulensi, antigenisiti dan infektiviti.
·      Keadaan tempat terjangkit penyakit, untuk penyakit infeksi hal yang paling penting adanya vector dan reservoir penyakit.
·      Keadaan Penduduk
·      Keadaan pelayanan kesehatan yang tersedia.

Pembagian macam penyebaran masalah kesehatan:

·      Penyebaran satu saat
Disini penyebaran masalah kesehatan diukur pada satu saat tertentu. Saat yang dimaksud berbeda-beda dan demikian pula hasil yang diperoleh. Beberapa keadaan khusus pada penyebaran satu saat adalah:
a.       Point source epidemic : suatu keadaan wabah yang ditandaioleh timbul gejala penyakit cepat, masa inkubasi yang pendek, episode penyakit merupakan peristiwa tunggal, muncul hanya pada waktu tertentu saja dan biasanyanya keadaan seperti ini ini terjadi pada peristiwa keracunan makanan.
b.      Contagious diseases epidemic: suatu keadaan wabah yang ditandai oleh, timbulnya penyakit pelan, masa inkubasi panjang, episode penyakit majemuk, waktu munculnya tidak jelas dan lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama, keadaan seperti ini ditemukan pada wabah penyakit menular.
·         Penyebaran satu kurun waktu
·         Penyebaran siklis
·         Penyebaran secular
Adanya perbedaan yang dimungkinkan pada nilai rate dari prevalensi, insidensi dan mortalitas/kematian menurut umur.


CONTOH KASUS

LINGKUNGAN RUSAK, NYAMUK GUNUNG TEBAR MALARIA

     Sebagai salah satu penyakit reemerging (menular kembali secara massal), malaria hingga saat ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat yang tinggal di daerah tropis dan subtropis. Di dua kawasan tersebut, malaria sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dengan jumlah kematian mencapai lebih dari satu juta orang setiap tahunnya
Dalam beberapa tahun terakhir, KLB malaria kembali menimpa daerah-daerah endemis malaria di sejumlah daerah tanah air. Yang perlu menjadi perhatian adalah terdapatnya KLB malaria di daerah-daerah yang sudah jarang terjadi kasus malaria selama beberapa tahun. Hal ini terjadi karena lemahnya sistem kewaspadaan dini serta perencanaan pemberantasan malaria yang tidak dilakukan secara tepat dan berkesinambungan.
Salah satu daerah yang belum terbebas dari penyakit malaria adalah Jawa Barat. Penyebabnya, selain karena faktor mobilitas penduduk yang tinggi, juga karena kondisi alam yang memungkinkan banyaknya tempat perindukan nyamuk seperti hutan, lagun di sepanjang pantai dan tambak yang terlantar. Jabar memiliki daerah reseptif endemis malaria yakni daerah dengan KLB tinggi, khususnya di sepanjang Pantai Selatan seperti Kab. Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Cianjur dan Sukabumi.
Yang cukup mengejutkan, jika sebelumnya penyakit malaria lebih banyak disebabkan oleh nyamuk spesies Anopheles sundaicus yang hidup di sawah dan daerah lagun/tepi pantai, kini muncul nyamuk tipe gunung (Anopheles balabacencis) dan tipe hutan (Anopheles maculatus) yang lebih ganas. “Bukan saja lebih ganas menggigit manusia, nyamuk gunung dan hutan ini juga relatif lebih tahan terhadap insektisida yang biasa digunakan sehingga untuk mengendalikannya butuh insektisida baru,” kata Direktur Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang Depkes, dr. Thomas Suroso, MPH.
Dengan asumsi bahwa kini muncul nyamuk spesies Anopheles maculatus dan Anopheles balabacencis yang lebih ganas, sementara pada saat yang sama tingkat kewaspadaan penduduk terhadap penyakit malaria mulai menurun, maka bisa dikatakan sebagian penduduk Jabar kini dalam posisi terancam. Belum lagi adanya peningkatan aktivitas manusia yang cenderung merusak keseimbangan lingkungan seperti membabat hutan atau pengalihfungsian pantai, kian mendekatkan pada ancaman tersebut. Yang paling terancam adalah penduduk yang bermukim dekat hutan, daerah endemis, para turis atau mereka yang sering keluar masuk hutan.
Hasil studi epidemiologi lingkungan memperlihatkan, tingkat kesehatan masyarakat atau kejadian suatu penyakit dalam suatu kelompok masyarakat merupakan resultante dari hubungan timbal balik antara masyarakat itu sendiri dengan lingkungan. Pada gilirannya, sebagai unsur yang terlibat langsung dalam hubungan timbal balik tersebut, apapun yang terjadi sebagai dampak dari proses interaksi berupa perubahan lingkungan akan menimpa dan dirasakan masyarakat.
Dalam kasus penyebaran penyakit malaria, kita seringkali melupakan akar masalah mengapa penyakit tersebut bisa tersebar dan malah menimbulkan KLB yang menelan korban jiwa. Sejauh ini permasalahan masih berkutat pada bagaimana mengobati orang yang sakit malaria atau memberantas nyamuk sebagai vektor bagi penyebaran parasit plasmodium yang menyebabkan tubuh seseorang menjadi sakit. Karenanya, meski dalam satu kasus program pemberantasan penyakit malaria dianggap sukses, namun beberapa waktu kemudian–ketika semua orang melupakannya–penyakit itu malah muncul kembali dengan ancaman yang lebih besar.
Meski belum ada penelitian resmi mengenai kehadiran spesies baru nyamuk malaria, sejumlah pihak merasa yakin, setidaknya curiga kemunculan spesies baru nyamuk Anopheles yang lebih ganas dan berbahaya bukan sesuatu yang mustahil. “Belum ada penelitian yang hasilnya menjelaskan mengenai adanya spesies baru nyamuk Anopheles,” kata Willy Purnawarman, SKM Kes, Penanggungjawab Progam Malaria Dinas Kesehatan Jabar.
Berkaitan dengan penyebaran malaria, ada tiga faktor utama yang saling berhubunga yakni host (manusia/nyamuk), agent (parasit plasmodium) dan environment (lingkungan). Penyebaran malaria terjadi apabila ketiga komponen tersebut mendukung. Sebagai host intermediate, manusia bisa terinfeksi oleh agent dan merupakan tempat berkembangbiaknya agent. Semua itu dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ras, sosial ekonomi, status perkawinan, riwayat penyakit sebelumnya, gaya dan cara hidup, hereditas (keturunan), status gizi dan tingkat imunitas.
Menyangkut usia, anak-anak merupakan kelompok paling rentan terkena infeksi parasit malaria. Meski tidak mengenal perbedaan jenis kelamin, infeksi pada ibu yang sedang hamil menyebabkan anemia berat. Beberapa ras manusia atau kelompok penduduk memiliki kekebalan alamiah terhadap malaria, misalnya penderita sickle cell anemia dan ovalositas. Hal ini tidak dimiliki oleh ras kulit putih. Orang yang pernah terinfeksi sebelumnya lebih tahan terhadap infeksi malaria.
Demikian pula dengan cara hidup, berpengaruh terhadap penularan, misalnya tidur dengan kelambu relatif lebih aman dari infeksi parasit. Sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah endemis malaria erat berhubungan dengan infeksi malaria, meski biasanya memiliki imunitas alami sehingga lebih tahan. Sedangkan orang dengan status gizi rendah juga bisa lebih rentan terkena infeksi parasit dibandingkan orang berstatus gizi baik.
Perilaku nyamuk Anopheles sebagai host definitive, sangat menentukan proses penularan malaria, seperti tempat hinggap/istirahat yang eksofilik (senang hinggap di luar rumah) dan endofilik (suka hinggap di dalam rumah), tempat menggigit yakni eksofagik (menggigit di luar rumah) dan endofagik (lebih suka menggigit di dalam rumah), obyek yang digigit yakni antrofilik (manusia) dan zoofilik (hewan).
Sedangkan faktor lingkungan yang cukup memberi pengaruh antara lain lingkungan fisik seperti suhu udara, kelembaban, hujan, angin, sinar matahari, arus air, lingkungan kimiawi, lingkungan biologi (flora dan fauna) dan lingkungan sosial budaya. Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai jenis tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk karena ia dapat menghalangi sinar matahari.
Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah (Panchax spp.), gambusia, nila mujair dll akan mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah. Selain itu, adanya ternak besar seperti sapi atau kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, apabila kandang hewan tersebut diletakkan di luar rumah, tidak jauh dari rumah.
Dalam kasus-kasus tertentu, kehidupan nyamuk di habitatnya, entah di pantai, hutan atau gunung sudah demikian harmonis dan mengikuti keseimbangan alam. Nyamuk hutan atau gunung misalnya, mereka sebelumnya cukup memenuhi kebutuhan darahnya untuk keperluan pertumbuhan telurnya dari darah binatang yang ada di hutan. Tanpa harus mengejar manusia. Manusia pun relatif terhindar dari gigitan nyamuk.
Namun, seiring dengan rusaknya lingkungan ekosistem hutan, kehidupan dan keseimbangan alami tempat hidup mereka pun terganggu. Nyamuk pun mencari sumber dan lokasi kehidupan baru. Orang-orang sehat yang keluar masuk hutan, terpaksa harus menerima gigitan dan pulang membawa parasit di dalam darahnya. Demikian pula penduduk yang bermukim di sekitar hutan, menjadi sasaran terdekat nyamuk-nyamuk hutan yang mencari sumber kehidupan mereka.
Penduduk yang berada jauh dari daerah endemik pun bukannya tanpa risiko ancaman. Meski kecil, risiko tertular parasit malaria tetap ada. Dalam kasus ini, faktor mobilitas penduduk memegang peran penting. Penduduk yang berasal dari daerah non endemis lalu masuk ke daerah endemis dan digigit nyamuk yang mengandung parasit, otomatis akan tertular parasit. Jika ia pindah ke daerah asalnya, ia pun menjadi vektor yang siap menyebarkan parasit ke orang lain. Jika di daerah asalnya tidak ada nyamuk Anopheles, maka ia sendiri yang terjangkit parasit. Namun jika di daerahnya terdapat nyamuk Anopheles, parasitnya akan menyebar ke orang lain.
Lingkungan sosial budaya dinilai punya peran luar biasa besarnya dalam penularan penyakit malaria. Kebiasaan buruk sebagian masyarakat kita untuk berada di luar rumah sampai larut malam di mana vektor lebih bersifat eksifilik dan eksofagik akan memperbesar jumlah gigitan nyamuk.
Penggunaan kelambu, kawat kasa pada rumah dan penggunaan zat penolak nyamuk (repellent) yang intensitasnya berbeda sesuai dengan perbedaan status sosial masyarakat, akan mempengaruhi angka kesakitan malaria. Faktor yang cukup penting pula adalah pandangan masyarakat di suatu daerah terhadap malaria. Jika malaria dianggap sebagai suatu kebutuhan yang mendesak utnuk diatasi, upaya untuk menyehatkan lingkungan akan dilaksanakan secara spontan oleh masyarakat.(Muhtar/”PR”).***Pikiran Rakyat Cyber Media, 09 Januari 2003

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0103/09/cakrawala/utama1.htm

FAKTA DATA MENGENAI MALARIA


-Penyakit menular:
Bersifat reemerging (menular kembali secara massal), menyerang semua golongan umur, mulai bayi, anak-anak dan orang dewasa. Yang diserang umumnya rakyat yang tinggal di pedesaan dan tempat yang banyak genangan airnya.
- Masa inkubasi:
yakni jangka waktu yang diperlukan dari masuknya parasit ke badan manusia hingga terasa adanya sakit, seperti demam, menggigil dll, rata-rata 14 hari, namun tergantung macam parasit yang masuk.
- Penyebab dan cara penularan:
Malaria disebabkan oleh parasit yang sifatnya sama seperti benalu pada tumbuhan, parasit hidup dengan mengambil makanan dari darah manusia serta merusak sel-sel darah tersebut, sehingga orang yang bersangkutan mengalami kekurangan darah. Hanya nyamuk Anopheles betina yang menggigit dan jika kemudian menggigit orang sehat, maka parasit itu dipindahkan ke tubuh orang sehat dan jadi sakit. Seorang yang sakit dapat menulari 25 orang sehat sekitarnya dalam waktu musim penularan (3 bulan di mana jumlah nyamuk meningkat).
- Ciri nyamuk Anopheles:
Jumlahnya mencapai 80 spesies dan hanya 16 jenis yang menjadi vektor penyebar malaria di Indonesia. Relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengan kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu menggigit menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari.
- Tanda-tanda penyakit malaria:
Datangnya didahului oleh perasaan lesu, timbul rasa dingin menggigil tapi suhu badan meninggi, kemudian berkeringat dingin diiringi turunnya panas. Demam menggigil ini dapat berulang-ulang tiap dua atau tiga hari sekali atau dapat juga tidak teratur.
- Jumlah Korban:
Tiap tahun 20 juta orang Indonesia menderita malaria dan 35.000 orang meninggal karenanya (Survai Kesehatan Rumah Tangga, 2000).
- Upaya pencegahan:
Memakai kelambu, memasang kawat kasa, mengandangkan ternak di antara rempat pemukiman dan sarang nyamuk, memasang obat anti nyamuk, mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk, mengeringkan tempat air tergenang yang sering dijadikan sarang nyamuk, penyemprotan malaria, menjaga kesehatan lingkungan dan keseimbangan alam.
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0103/09/cakrawala/utama3.htm

1 komentar:

  1. Best casinos online with Slots and Casinos for UK players
    LuckyClub.lv is luckyclub.live one of the most innovative online casinos for UK players, with over 120 000 slots and casino games and 100+ games from over 2000

    BalasHapus