Distribusi penyakit
menurut orang, tempat, dan waktu.
1.orang
Dalam kehidupan
sehari-hari sering ditemukan suatu masalah kesehatan
tertentu ternyata banyak diderita oleh kelompok umur tertentu saja ,
oleh jenis kelamin tertentu saja atau oleh suku bangsa tertentu saja.
Dengan diketahui disribusi menurut cirri manusia ini, disatu pihak akan diketahui besarnya masalah kesehatan yang dihadapi, dan dipihak lain keterangan yang diperoleh akan dapat dimamfaatkan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang dimaksud.
Dalam epidemiologi, cirri-ciri manusia yang mempengaruhi penyebaran (distribusi masalah kesehatan dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu: menurut umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, pendidikan dan keadaan social ekonomi.
2.Tempat
Mengenai tempat terjadinya distribusi masalah kesehatan tertentu yang banyak ditemukan pada suatu daerah tertentu saja, tetapi amat sedikit didaerah lain. Distribusi seperti ini dikatakan menurut tempat terjadinya penyebaran penyakit tertentu. Dengan membanding cirri khas dari suatu daerah , akan dapat diketahui penyebab tersebut, yang peranannya amat besar dalam membantu mencarikan jalan keluar penanggulangan masalah kesehatan yang dimaksud. Ditinjau dari sudut epidemiologi , distribusi masalah kesehatan menurut tempat dapat dibedakan : Penyebaran satu wilayah, penyebaran beberapa wilayah, Penyebaran seluruh Negara, Penyebaran beberapa Negara dan penyebaran banyak Negara.
3.Waktu.
Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dapat ditemukan peningkatan frekuensinya pada waktu tertentu , misalnya masalah kesehatan yang banyak ditemukan pada musim –musim tertentu. Pengetahuan mengenai distribusi masalah kesehatan menurut waktu dapat dimamfaatkan untuk penanggulangan masalah kesehatan tersebut sebelum tiba waktunya. Penyebaran menurut waktu dalam epidemiologi dapat dibedakan atas beberapa macam yakni penyebaran satu saat, penyebaran satu kurun waktu, penyebaran siklis, dan penyebaran sekular
Dengan diketahui disribusi menurut cirri manusia ini, disatu pihak akan diketahui besarnya masalah kesehatan yang dihadapi, dan dipihak lain keterangan yang diperoleh akan dapat dimamfaatkan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang dimaksud.
Dalam epidemiologi, cirri-ciri manusia yang mempengaruhi penyebaran (distribusi masalah kesehatan dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu: menurut umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, pendidikan dan keadaan social ekonomi.
2.Tempat
Mengenai tempat terjadinya distribusi masalah kesehatan tertentu yang banyak ditemukan pada suatu daerah tertentu saja, tetapi amat sedikit didaerah lain. Distribusi seperti ini dikatakan menurut tempat terjadinya penyebaran penyakit tertentu. Dengan membanding cirri khas dari suatu daerah , akan dapat diketahui penyebab tersebut, yang peranannya amat besar dalam membantu mencarikan jalan keluar penanggulangan masalah kesehatan yang dimaksud. Ditinjau dari sudut epidemiologi , distribusi masalah kesehatan menurut tempat dapat dibedakan : Penyebaran satu wilayah, penyebaran beberapa wilayah, Penyebaran seluruh Negara, Penyebaran beberapa Negara dan penyebaran banyak Negara.
3.Waktu.
Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dapat ditemukan peningkatan frekuensinya pada waktu tertentu , misalnya masalah kesehatan yang banyak ditemukan pada musim –musim tertentu. Pengetahuan mengenai distribusi masalah kesehatan menurut waktu dapat dimamfaatkan untuk penanggulangan masalah kesehatan tersebut sebelum tiba waktunya. Penyebaran menurut waktu dalam epidemiologi dapat dibedakan atas beberapa macam yakni penyebaran satu saat, penyebaran satu kurun waktu, penyebaran siklis, dan penyebaran sekular
DISTRIBUSI MENURUT ORANG
1.UMUR
Merupakan variabel yang penting dalam mempelajari suatu distribusi masalah kesehatan karena:
Merupakan variabel yang penting dalam mempelajari suatu distribusi masalah kesehatan karena:
a.
Ada
kaitannya dengan daya tahan tubuh.
b.
Adakaitannya
dengan ancaman terhadap kesehatan.
c.
Adakaitannya
dengan kebiasaan hidup (perilaku).
Ada beberapa hal tentang umur:
·
Umur
merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama.
·
Penyebaran
keadaan umur dalam masyarakat mudah dilihat dengan kurva penduduk atau piramida
penduduk.
·
Umur
mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risk, serta sifat
resistensi tertentu.
·
Umur
mempunyai hubungan erat dengan berbagai sifat orang lainnya, dan juga
karakteristik tempat dan waktu.
· Adanya
perbedaan yang dimungkinkan pada nilai rate dari prevalensi, insidensi dan
mortalitas/kematian menurut umur.
2.JENIS KELAMIN
Juga
mempengaruhi disrtibusi suatu masalah kesehatan, ada masalah kesehatan yang
banyak ditemukan pada wanita saja, dan ada pula masalah kesehatn yang hanya
ditemukan pada pria saja.
·
Karakteristik
jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan
memegang peranan tersendiri.
·
Rasio
jenis kelamin harus selalu diperhitungkan pada peristiwa penyakit tertentu.
·
Berbagai
penyakit tertentu ternyata sangat erat hubungannya dengan jenis kelamin,
misalnya yang ada kaitannya dengan alat reproduksi.
·
Bila
dijumpai perbedaan sifat penyakit nenurut jenis kelamin, tidak insidensi maupun
kematiannya, harus dipikirkan apa karena factor genetic ataukah factor
kebiasaan hidup saja.
·
Harus
diperhitungkan pula adanya perbedaan ekspresi penyakit-penyakit oleh perbedaan
jenis kelamin, serta penggunaan fasilitas kesehatan yang mungkin berbeda.
3.KELOMPOK ETNIK
Kelompok etnik meliputi kelompok homogen berdasarkan
kebiasaan hidup maupun homogenitas biologis/genetic. Perbandingan sifat
karakteristik meliputi keadaan frekuensi penyakit/kematian pada etnik tertentu
serta pengalaman terhadap penyakit tertentu. Dalam hal ini pengaruh lingkungan
harus diperhatikan dengan saksama.
Kelompok etnik dapat dibagi 2 yaitu:
a. Ras.
b. Suku.
4.AGAMA
Agama yang merupakan karakteristik orang yang
mungkin dapat memberikan keterangan tentang pengalaman dan keadaan penyakit
dimasyarakat.
a. Perbedaan makanan yang terlarang
b. Perbedaan kewajiban ritual.
c.
Kemungkinan adanya isolasi social untuk agama minoritas yang mempengaruhi
penyakit tertentu.
5.PEKERJAAN
Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan
khusus dan derajat keterpaparan tersebut serta besarnya risk menurut sifat
pekerjaan. Juga akan berpengaruh pada lingkungan kerja dan sifat sosio ekonomi
karyawan pada pekerjaan tertentu.
Hubungan antara pekerjaan dengan
distribusi masalah kesehatan pada dasarnya yang terjadi disebabkan oleh tiga
hal pokok yaitu:
·
Adanya
resiko pekerjaan
·
Adanya
seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan
·
Adanya
perbedaan status social ekonomi dalam memilih pekerjaan.
6.STATUS PERKAWINAN
a. Dalam hal status perkawinan, peranannya baik terhadap
derajat keterpaparan dan besarnya risk, maupun pada derajat kerentanan.
b. Perbedaan lingkungan hidup dan kebiasaan hidup yang berhubungan
dengan status perkawinan.
c. Status fertilitas dan yang berhubungan dengan reproduksi.
Ditinjau
dari sudut epidemiologi status perkawinan juga mempengaruhi distribusi masalah
kesehatan. Prilaku antara yang menikah dengan yang tidak menikah ada perbedaan
secara umum dapat dibedakan:
· Terhadap pola penyakit
Pola penyakit yang ditemukan pada
mereka yang belum menikah berbeda pada mereka yang sudah menikah.
· Terhadap resiko terkena penyakit
· Terhadap penatalaksanaan penanggulangan penyakit
7.STATUS SOSIAL EKONOMI
Dalam
kehidupan sehari-hari sering ditemukan beberapa masalah kesehatan tertentu
seperti misalnya penyakit infeksi dan kelainan gizi, lebih banyak diderita oleh
masyarakat dengan status ekonomi rendah dan sebaliknya beberapa penyakit
misalnya penyakit kardiovaskuler lebih banyak diderita oleh masyarakat dengan
status ekonomi tinggi. Ada beberapa hal mengenai status
sosial ekonomi:
· Berbagai variabel sangat erat hubungannya dengan status
sosio ekonomi sehingga merupakan karakteristik.
· Status sosio ekonomi erat hubungannya dengan pekerjaan/jenis
kelamin, pendapatan keluarga, daerah tempat tinggal, kebiasaan hidup dan
sebagainya.
· Status ekonomi berhubungan erat pula dengan factor
psikologis dalam masyarakat.
Penyebaran masalah kesehatan yang
berbeda ini,pada umum nya :
· Karena terdapatnya perbedaan kemampuan ekonomis dalam
mencegah atau mengobati penyakit.
· Karena adanya perbedaan sikap hidup dan perilaku yang
dimiliki.
DISTRIBUSI MENURUT TEMPAT
Penyebaran masalah
kesehatan menurut tempat terjadi karena dari keterangan tersebut amat penting,
dari keterangan yang diperoleh akandapat diketahui beberapa hal penting yaitu:
·
Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang
ditemukan disuatu daerah.
·
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah kesehatan disuatu daerah
·
Keterangan tentang factor penyebab timbulnya
masalah kesehatan disuatu daerah.
Keadaan-keadaan khusus yang adakaitannya dengan tempa:
a.
Keadaan geografis.
b.
Keadaan Penduduk.
c.
Keadaan Pelayanan Kesehatan
Penyebaran menurut tempat dapat dibedakan atas 5 yaitu;
·
Penyebaran satu wilayah
·
Penyebaran beberapa wilayah
·
Penyebaran satu Negara
·
Penyebaran beberapa Negara
·
Penyebaran banyak Negara.
·
DISTRIBUSI MENURUT WAKTU
Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.
Kecepatan
perjalanan penyakit Apabila suatu penyakit dalam waktu singkat menyebar
dengan pesat , ini berarti perjalanan penyakit tersebut berlansung dengan cepat
2.
Lama
terjangkitnya suatu penyakit
Dapat diketahui yakni dengan
memmamfaatkan keterangan tentang waktu terjangkitnya penyakit dan
keterangan tentang lenyapnya penyakit.
Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dipengaruhi oleh beberapa hal:
· Sifat penyakit yang ditemukan
Secara umum penyakit infeksi lebih cepat menyebar dari pada penyakit non infeksi. Sifat bibit penyakit dapat dibedakan atas patogenesiti, virulensi, antigenisiti dan infektiviti.
· Keadaan tempat terjangkit penyakit, untuk penyakit infeksi hal yang paling penting adanya vector dan reservoir penyakit.
· Keadaan Penduduk
· Keadaan pelayanan kesehatan yang tersedia.
Pembagian macam penyebaran masalah kesehatan:
· Penyebaran satu saat
Disini penyebaran masalah kesehatan diukur pada satu saat tertentu. Saat yang dimaksud berbeda-beda dan demikian pula hasil yang diperoleh. Beberapa keadaan khusus pada penyebaran satu saat adalah:
a. Point source epidemic : suatu keadaan wabah yang ditandaioleh timbul gejala penyakit cepat, masa inkubasi yang pendek, episode penyakit merupakan peristiwa tunggal, muncul hanya pada waktu tertentu saja dan biasanyanya keadaan seperti ini ini terjadi pada peristiwa keracunan makanan.
b. Contagious diseases epidemic: suatu keadaan wabah yang ditandai oleh, timbulnya penyakit pelan, masa inkubasi panjang, episode penyakit majemuk, waktu munculnya tidak jelas dan lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama, keadaan seperti ini ditemukan pada wabah penyakit menular.
· Penyebaran satu kurun waktu
· Penyebaran siklis
· Penyebaran secular
Adanya perbedaan yang dimungkinkan pada nilai rate dari prevalensi, insidensi dan mortalitas/kematian menurut umur.
Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dipengaruhi oleh beberapa hal:
· Sifat penyakit yang ditemukan
Secara umum penyakit infeksi lebih cepat menyebar dari pada penyakit non infeksi. Sifat bibit penyakit dapat dibedakan atas patogenesiti, virulensi, antigenisiti dan infektiviti.
· Keadaan tempat terjangkit penyakit, untuk penyakit infeksi hal yang paling penting adanya vector dan reservoir penyakit.
· Keadaan Penduduk
· Keadaan pelayanan kesehatan yang tersedia.
Pembagian macam penyebaran masalah kesehatan:
· Penyebaran satu saat
Disini penyebaran masalah kesehatan diukur pada satu saat tertentu. Saat yang dimaksud berbeda-beda dan demikian pula hasil yang diperoleh. Beberapa keadaan khusus pada penyebaran satu saat adalah:
a. Point source epidemic : suatu keadaan wabah yang ditandaioleh timbul gejala penyakit cepat, masa inkubasi yang pendek, episode penyakit merupakan peristiwa tunggal, muncul hanya pada waktu tertentu saja dan biasanyanya keadaan seperti ini ini terjadi pada peristiwa keracunan makanan.
b. Contagious diseases epidemic: suatu keadaan wabah yang ditandai oleh, timbulnya penyakit pelan, masa inkubasi panjang, episode penyakit majemuk, waktu munculnya tidak jelas dan lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama, keadaan seperti ini ditemukan pada wabah penyakit menular.
· Penyebaran satu kurun waktu
· Penyebaran siklis
· Penyebaran secular
Adanya perbedaan yang dimungkinkan pada nilai rate dari prevalensi, insidensi dan mortalitas/kematian menurut umur.
CONTOH KASUS
LINGKUNGAN RUSAK, NYAMUK GUNUNG TEBAR MALARIA
Sebagai salah satu penyakit reemerging
(menular kembali secara massal), malaria hingga saat ini menjadi ancaman
serius bagi masyarakat yang tinggal di daerah tropis dan subtropis. Di
dua kawasan tersebut, malaria sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB) dengan jumlah kematian mencapai lebih dari satu juta orang setiap
tahunnya
Dalam beberapa tahun terakhir, KLB malaria kembali
menimpa daerah-daerah endemis malaria di sejumlah daerah tanah air. Yang
perlu menjadi perhatian adalah terdapatnya KLB malaria di daerah-daerah
yang sudah jarang terjadi kasus malaria selama beberapa tahun. Hal ini
terjadi karena lemahnya sistem kewaspadaan dini serta perencanaan
pemberantasan malaria yang tidak dilakukan secara tepat dan
berkesinambungan.
Salah satu daerah yang belum terbebas dari penyakit
malaria adalah Jawa Barat. Penyebabnya, selain karena faktor mobilitas
penduduk yang tinggi, juga karena kondisi alam yang memungkinkan
banyaknya tempat perindukan nyamuk seperti hutan, lagun di sepanjang
pantai dan tambak yang terlantar. Jabar memiliki daerah reseptif endemis
malaria yakni daerah dengan KLB tinggi, khususnya di sepanjang Pantai
Selatan seperti Kab. Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Cianjur dan Sukabumi.
Yang cukup mengejutkan, jika sebelumnya penyakit malaria lebih banyak disebabkan oleh nyamuk spesies Anopheles sundaicus yang hidup di sawah dan daerah lagun/tepi pantai, kini muncul nyamuk tipe gunung (Anopheles balabacencis) dan tipe hutan (Anopheles maculatus)
yang lebih ganas. “Bukan saja lebih ganas menggigit manusia, nyamuk
gunung dan hutan ini juga relatif lebih tahan terhadap insektisida yang
biasa digunakan sehingga untuk mengendalikannya butuh insektisida baru,”
kata Direktur Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang Depkes, dr.
Thomas Suroso, MPH.
Dengan asumsi bahwa kini muncul nyamuk spesies Anopheles maculatus dan Anopheles balabacencis
yang lebih ganas, sementara pada saat yang sama tingkat kewaspadaan
penduduk terhadap penyakit malaria mulai menurun, maka bisa dikatakan
sebagian penduduk Jabar kini dalam posisi terancam. Belum lagi adanya
peningkatan aktivitas manusia yang cenderung merusak keseimbangan
lingkungan seperti membabat hutan atau pengalihfungsian pantai, kian
mendekatkan pada ancaman tersebut. Yang paling terancam adalah penduduk
yang bermukim dekat hutan, daerah endemis, para turis atau mereka yang
sering keluar masuk hutan.
Hasil studi epidemiologi lingkungan memperlihatkan,
tingkat kesehatan masyarakat atau kejadian suatu penyakit dalam suatu
kelompok masyarakat merupakan resultante dari hubungan timbal
balik antara masyarakat itu sendiri dengan lingkungan. Pada gilirannya,
sebagai unsur yang terlibat langsung dalam hubungan timbal balik
tersebut, apapun yang terjadi sebagai dampak dari proses interaksi
berupa perubahan lingkungan akan menimpa dan dirasakan masyarakat.
Dalam kasus penyebaran penyakit malaria, kita
seringkali melupakan akar masalah mengapa penyakit tersebut bisa
tersebar dan malah menimbulkan KLB yang menelan korban jiwa. Sejauh ini
permasalahan masih berkutat pada bagaimana mengobati orang yang sakit
malaria atau memberantas nyamuk sebagai vektor bagi penyebaran parasit
plasmodium yang menyebabkan tubuh seseorang menjadi sakit. Karenanya,
meski dalam satu kasus program pemberantasan penyakit malaria dianggap
sukses, namun beberapa waktu kemudian–ketika semua orang
melupakannya–penyakit itu malah muncul kembali dengan ancaman yang lebih
besar.
Meski belum ada penelitian resmi mengenai kehadiran
spesies baru nyamuk malaria, sejumlah pihak merasa yakin, setidaknya
curiga kemunculan spesies baru nyamuk Anopheles yang lebih
ganas dan berbahaya bukan sesuatu yang mustahil. “Belum ada penelitian
yang hasilnya menjelaskan mengenai adanya spesies baru nyamuk Anopheles,” kata Willy Purnawarman, SKM Kes, Penanggungjawab Progam Malaria Dinas Kesehatan Jabar.
Berkaitan dengan penyebaran malaria, ada tiga faktor utama yang saling berhubunga yakni host (manusia/nyamuk), agent (parasit plasmodium) dan environment (lingkungan). Penyebaran malaria terjadi apabila ketiga komponen tersebut mendukung. Sebagai host intermediate, manusia bisa terinfeksi oleh agent dan merupakan tempat berkembangbiaknya agent.
Semua itu dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ras, sosial ekonomi,
status perkawinan, riwayat penyakit sebelumnya, gaya dan cara hidup,
hereditas (keturunan), status gizi dan tingkat imunitas.
Menyangkut usia, anak-anak merupakan kelompok paling
rentan terkena infeksi parasit malaria. Meski tidak mengenal perbedaan
jenis kelamin, infeksi pada ibu yang sedang hamil menyebabkan anemia
berat. Beberapa ras manusia atau kelompok penduduk memiliki kekebalan
alamiah terhadap malaria, misalnya penderita sickle cell anemia dan ovalositas. Hal ini tidak dimiliki oleh ras kulit putih. Orang yang pernah terinfeksi sebelumnya lebih tahan terhadap infeksi malaria.
Demikian pula dengan cara hidup, berpengaruh terhadap
penularan, misalnya tidur dengan kelambu relatif lebih aman dari
infeksi parasit. Sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah
endemis malaria erat berhubungan dengan infeksi malaria, meski biasanya
memiliki imunitas alami sehingga lebih tahan. Sedangkan orang dengan
status gizi rendah juga bisa lebih rentan terkena infeksi parasit
dibandingkan orang berstatus gizi baik.
Perilaku nyamuk Anopheles sebagai host definitive, sangat menentukan proses penularan malaria, seperti tempat hinggap/istirahat yang eksofilik (senang hinggap di luar rumah) dan endofilik (suka hinggap di dalam rumah), tempat menggigit yakni eksofagik (menggigit di luar rumah) dan endofagik (lebih suka menggigit di dalam rumah), obyek yang digigit yakni antrofilik (manusia) dan zoofilik (hewan).
Sedangkan faktor lingkungan yang cukup memberi
pengaruh antara lain lingkungan fisik seperti suhu udara, kelembaban,
hujan, angin, sinar matahari, arus air, lingkungan kimiawi, lingkungan
biologi (flora dan fauna) dan lingkungan sosial budaya. Tumbuhan bakau,
lumut, ganggang dan berbagai jenis tumbuhan lain dapat mempengaruhi
kehidupan larva nyamuk karena ia dapat menghalangi sinar matahari.
Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah (Panchax spp.),
gambusia, nila mujair dll akan mempengaruhi populasi nyamuk di suatu
daerah. Selain itu, adanya ternak besar seperti sapi atau kerbau dapat
mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, apabila kandang hewan
tersebut diletakkan di luar rumah, tidak jauh dari rumah.
Dalam kasus-kasus tertentu, kehidupan nyamuk di
habitatnya, entah di pantai, hutan atau gunung sudah demikian harmonis
dan mengikuti keseimbangan alam. Nyamuk hutan atau gunung misalnya,
mereka sebelumnya cukup memenuhi kebutuhan darahnya untuk keperluan
pertumbuhan telurnya dari darah binatang yang ada di hutan. Tanpa harus
mengejar manusia. Manusia pun relatif terhindar dari gigitan nyamuk.
Namun, seiring dengan rusaknya lingkungan ekosistem
hutan, kehidupan dan keseimbangan alami tempat hidup mereka pun
terganggu. Nyamuk pun mencari sumber dan lokasi kehidupan baru.
Orang-orang sehat yang keluar masuk hutan, terpaksa harus menerima
gigitan dan pulang membawa parasit di dalam darahnya. Demikian pula
penduduk yang bermukim di sekitar hutan, menjadi sasaran terdekat
nyamuk-nyamuk hutan yang mencari sumber kehidupan mereka.
Penduduk yang berada jauh dari daerah endemik pun
bukannya tanpa risiko ancaman. Meski kecil, risiko tertular parasit
malaria tetap ada. Dalam kasus ini, faktor mobilitas penduduk memegang
peran penting. Penduduk yang berasal dari daerah non endemis lalu masuk
ke daerah endemis dan digigit nyamuk yang mengandung parasit, otomatis
akan tertular parasit. Jika ia pindah ke daerah asalnya, ia pun menjadi
vektor yang siap menyebarkan parasit ke orang lain. Jika di daerah
asalnya tidak ada nyamuk Anopheles, maka ia sendiri yang terjangkit parasit. Namun jika di daerahnya terdapat nyamuk Anopheles, parasitnya akan menyebar ke orang lain.
Lingkungan sosial budaya dinilai punya peran luar
biasa besarnya dalam penularan penyakit malaria. Kebiasaan buruk
sebagian masyarakat kita untuk berada di luar rumah sampai larut malam
di mana vektor lebih bersifat eksifilik dan eksofagik akan memperbesar
jumlah gigitan nyamuk.
Penggunaan kelambu, kawat kasa pada rumah dan penggunaan zat penolak nyamuk (repellent)
yang intensitasnya berbeda sesuai dengan perbedaan status sosial
masyarakat, akan mempengaruhi angka kesakitan malaria. Faktor yang cukup
penting pula adalah pandangan masyarakat di suatu daerah terhadap
malaria. Jika malaria dianggap sebagai suatu kebutuhan yang mendesak
utnuk diatasi, upaya untuk menyehatkan lingkungan akan dilaksanakan
secara spontan oleh masyarakat.(Muhtar/”PR”).***Pikiran Rakyat Cyber Media, 09 Januari 2003
FAKTA DATA MENGENAI MALARIA
-Penyakit menular:
Bersifat reemerging (menular kembali secara massal), menyerang semua golongan umur, mulai bayi, anak-anak dan orang dewasa. Yang diserang umumnya rakyat yang tinggal di pedesaan dan tempat yang banyak genangan airnya.
Bersifat reemerging (menular kembali secara massal), menyerang semua golongan umur, mulai bayi, anak-anak dan orang dewasa. Yang diserang umumnya rakyat yang tinggal di pedesaan dan tempat yang banyak genangan airnya.
- Masa inkubasi:
yakni jangka waktu yang diperlukan dari masuknya parasit ke badan manusia hingga terasa adanya sakit, seperti demam, menggigil dll, rata-rata 14 hari, namun tergantung macam parasit yang masuk.
yakni jangka waktu yang diperlukan dari masuknya parasit ke badan manusia hingga terasa adanya sakit, seperti demam, menggigil dll, rata-rata 14 hari, namun tergantung macam parasit yang masuk.
- Penyebab dan cara penularan:
Malaria disebabkan oleh parasit yang sifatnya sama seperti benalu pada tumbuhan, parasit hidup dengan mengambil makanan dari darah manusia serta merusak sel-sel darah tersebut, sehingga orang yang bersangkutan mengalami kekurangan darah. Hanya nyamuk Anopheles betina yang menggigit dan jika kemudian menggigit orang sehat, maka parasit itu dipindahkan ke tubuh orang sehat dan jadi sakit. Seorang yang sakit dapat menulari 25 orang sehat sekitarnya dalam waktu musim penularan (3 bulan di mana jumlah nyamuk meningkat).
Malaria disebabkan oleh parasit yang sifatnya sama seperti benalu pada tumbuhan, parasit hidup dengan mengambil makanan dari darah manusia serta merusak sel-sel darah tersebut, sehingga orang yang bersangkutan mengalami kekurangan darah. Hanya nyamuk Anopheles betina yang menggigit dan jika kemudian menggigit orang sehat, maka parasit itu dipindahkan ke tubuh orang sehat dan jadi sakit. Seorang yang sakit dapat menulari 25 orang sehat sekitarnya dalam waktu musim penularan (3 bulan di mana jumlah nyamuk meningkat).
- Ciri nyamuk Anopheles:
Jumlahnya mencapai 80 spesies dan hanya 16 jenis yang menjadi vektor penyebar malaria di Indonesia. Relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengan kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu menggigit menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari.
Jumlahnya mencapai 80 spesies dan hanya 16 jenis yang menjadi vektor penyebar malaria di Indonesia. Relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengan kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu menggigit menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari.
- Tanda-tanda penyakit malaria:
Datangnya didahului oleh perasaan lesu, timbul rasa dingin menggigil tapi suhu badan meninggi, kemudian berkeringat dingin diiringi turunnya panas. Demam menggigil ini dapat berulang-ulang tiap dua atau tiga hari sekali atau dapat juga tidak teratur.
Datangnya didahului oleh perasaan lesu, timbul rasa dingin menggigil tapi suhu badan meninggi, kemudian berkeringat dingin diiringi turunnya panas. Demam menggigil ini dapat berulang-ulang tiap dua atau tiga hari sekali atau dapat juga tidak teratur.
- Jumlah Korban:
Tiap tahun 20 juta orang Indonesia menderita malaria dan 35.000 orang meninggal karenanya (Survai Kesehatan Rumah Tangga, 2000).
Tiap tahun 20 juta orang Indonesia menderita malaria dan 35.000 orang meninggal karenanya (Survai Kesehatan Rumah Tangga, 2000).
- Upaya pencegahan:
Memakai kelambu, memasang kawat kasa, mengandangkan ternak di antara rempat pemukiman dan sarang nyamuk, memasang obat anti nyamuk, mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk, mengeringkan tempat air tergenang yang sering dijadikan sarang nyamuk, penyemprotan malaria, menjaga kesehatan lingkungan dan keseimbangan alam.
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0103/09/cakrawala/utama3.htmMemakai kelambu, memasang kawat kasa, mengandangkan ternak di antara rempat pemukiman dan sarang nyamuk, memasang obat anti nyamuk, mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk, mengeringkan tempat air tergenang yang sering dijadikan sarang nyamuk, penyemprotan malaria, menjaga kesehatan lingkungan dan keseimbangan alam.
Best casinos online with Slots and Casinos for UK players
BalasHapusLuckyClub.lv is luckyclub.live one of the most innovative online casinos for UK players, with over 120 000 slots and casino games and 100+ games from over 2000